.feed-links{ display:none; }

Selasa, 09 Juli 2013

Asslamuallaikum wr,wb slamat datang DI vALDY'S blog 78 ,,,heheLANGSUNG PILIH aja men di samping !--------------------------------------->>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

cekidot,,,!

Pemain Muslim di Eropa Menghadapi Puasa

Achmad Firdaus - Okezone
Browser anda tidak mendukung iFrame
Selasa, 9 Juli 2013 13:28 wib
Hamit Altintop dan Franck Ribery saat melaksanakan umrah (Foto: Ist)
Hamit Altintop dan Franck Ribery saat melaksanakan umrah (Foto: Ist)

Dalam satu dekade terakhir, jumlah pesepakbola di Eropa yang beragama Islam terus bertambah. Sampai saat ini, tidak diketahui berapa jumlah pasti para pemain muslim yang bermain di kompetisi Eropa.

Namun, hampir di semua liga di dunia, ada pemain yang beragama islam. Kompetisi Premier League yang terkenal sebagai kompetisi paling ketat dan tidak mengenal jeda, juga banyak dihuni pemain muslim.

Yaya Toure, Samir Nasri, Edin Dzek, Kolo Toure, Demba Ba, Papiss Cisse, Hatem Ben Arfa dan dan Bacary Sagna ialah beberapa pemain muslim yang berkarier di kompetisi paling elite di Inggris.

Meski terkenal sebagai liga yang tidak mengenal libur, namun para pemain muslim di atas tetap berusaha menjalankan ibadah saat memasuki bulan Ramadan, yakni berpuasa.

Memang, sempat terjadi pro-kontra lantaran di sisi lain klub menuntut komitmen mereka untuk memberikan yang terbaik. Sementara di sisi lain, para pemain yang berpuasa tak bisa mengelak apabila kondisi kebugaran mereka tidak seperti biasanya.

Demba Ba pernah mengalami hal ini saat masih memperkuat Newcastle. Kala itu, dia sempat berujar, “dirinya siap digantikan apabila pelatih menilai dirinya tidak tampil maksimal karena dia berpuasa.”

Sulley Muntari juga pernah merasakan hal sama. Saat masih memperkuat Inter Milan, dia sempat dikritik pelatih Jose Mourinho yang menyebut, “Muntari tidak bermain baik karena berpuasa.”

Akan tetapi, pada akhirnya pihak klub mengerti, bahkan memfasilitasi kebutuhan ibadah mereka. Bagi mereka yang menjalankan ibadah puasa, para pelatih memberikan kelonggaran dengan tidak mengurangi porsi latihan. Untuk kebutuhan lain, seperti salat atau sebagainya, beberapa klub bahkan membuatkan sebuah ruang khusus, seperti yang dilakukan manajemen klub Newcastle United yang membuatkan Musala untuk para pemain muslimnya.

Selain itu, bentuk toleransi lainnya ialah peniadaan seremoni pemberian sampanye kepada pemain yang menyandang predikat man of the match dalam satu laga Premier League. Hal ini, menyusul penolakan Yaya Toure untuk menerima sampanye usai jadi pemain terbaik. Mulai dari situ, seremonial sampanye diganti dengan penyerahan trofi kecil untuk man of the match.

Untuk musim ini, para pesepakbola muslim tampaknya bisa menjalankan ibadah puasa dengan khusyuk. Pasalnya, bulan Ramadan tahun ini jatuh pada saat kompetisi tengah libur, dan roda kompetisi di Eropa baru akan kembali digelar pada medio Agustus, atau setelah hari raya Idul Fitri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar